Arab Saudi Bangun ‘Ka’bah’ Baru, untuk Apa?

oleh -167 views

Dunia, Posmedia.id – Di tahun 2023 ini, Arab Saudi tetap menjadi negara yang mendapatkan sorotan luas. Tak hanya soal politik luar negeri dari patron Timur Tengah itu, kebijakan dalam negerinya juga akhir-akhir ini hangat diperbincangkan.

Salah satu yang paling disoroti adalah Visi Saudi 2030 yang diteken Putra Mahkota Saudi, Mohammed Bin Salman (MBS). Ini merupakan sebuah proyek besar untuk mendorong kegiatan ekonomi dan pariwisata di negara itu, sehingga Riyadh bisa memiliki pemasukan baru selain dari sektor migas.Beberapa proyek pun telah dicanangkan seperti NEOM dan Ad Diriyah.

Namun ada salah satu proyek yang juga menarik perhatian publik yakni The Mukaab. Ini ada bangunan berbentuk kubus setinggi 400 meter, lebar 400 meter, dan panjang 400 meter.

“Salah satu yang menarik dari pengembangan ini adalah struktur Mukaab, yang digambarkan sebagai tujuan imersif pertama di dunia yang menawarkan pengalaman yang diciptakan oleh teknologi digital dan virtual dengan holografi terbaru,” tulis Business Traveler.

“Bentuk kubik Mukaab akan terinspirasi oleh gaya arsitektur Najdi modern, yang juga digunakan dalam pengembangan proyek giga Diriyah di Riyadh,” tambahnya mengutip proyek lain senilai US$63,2 miliar dan terkait situs Warisan Dunia UNESCO di Distrik At-Turaif di negara itu.

Mukaab ini sendiri akan mencakup sebuah menara di atas landasan spiral. Sebuah struktur yang menampilkan luas lantai 2 juta meter persegi juga akan menjadi tujuan perhotelan premium, termasuk atraksi ritel, budaya dan wisata. Di dalamnya ada pula unit perumahan dan hotel, ruang komersial, dan rekreasi.

Dilansir di laman yang sama, proyek ini diharapkan bisa menggaet wisatawan mancanegara dan mendatangkan 180 miliar Saudi Real ke PDB non minyak kerajaan selain menciptakan 334.000 pekerjaan langsung dan tidak langsung ke warga.

Ka’bah Baru?

Meski terbilang besar, proyek ini banyak dicemooh oleh pengguna media sosial. Salah satunya karena kemiripannya dengan bangunan suci umat Muslim Ka’bah. Ka’bah terletak di tengah Masjidil Haram di Mekkah, dan mengelilinginya selama ibadah haji dan umrah.

“Membangun Ka’bah baru yang secara eksklusif ditujukan untuk kapitalisme agak terlalu sulit,” kata reporter Intercept Murtaza Hussain.

“Tampaknya (putra mahkota) sedang membangun Ka’bahnya. Apakah dia akan menegakkannya sebagai kiblat baru bagi para jamaah?” cuit akademisi Asad Abu Khalil.

Meski begitu ada pula yang menyamakannya dengan Borg Cube. Ini adalah sejenis pesawat ruang angkasa dari franchise Star Trek.

“Selamat kepada perusahaan konsultan yang tidak bermoral mana pun yang akan meraup banyak uang tahun depan karena melempar Saudi ke The Tesseract,” cuit jurnalis kontra lainnya, Gregg Carlstrom, mengacu pada struktur kubus yang muncul di Marvel Cinematic Universe.

Tak selalu yang kubus itu Ka’bah

Menurut salah satu wartawan senior Saudi, Faisal J Abbas, bentuk bangunan yang mirip Ka’bah bukan berarti bangunan itu membentuk replika tempat suci umat Islam itu. Ia bahkan mencontohkan bangunan Apple Store di New York, di mana bentuk kubus tak selalu diasosiasikan pada Kaabah.

“Pertama-tama, Islam tidak memonopoli barang-barang berbentuk kubus. Nyatanya, saya cukup yakin pencipta Star Trek tidak benar-benar memikirkan Mekkah ketika mereka merancang Borg Cube, demikian pula penemu Hungaria Erno Rubik ketika ia menciptakan teka-teki 3-D terkenalnya,” papar jurnalis yang sekarang Editor senior di Arab News itu.

“Kedua, dan yang lebih penting, untuk berpikir bahwa niat seperti itu adalah inspirasi untuk desain tengara ini sangat menggelikan.”

Proyek raksasa lainnya

Sejauh ini, NEOM menjadi proyek terbesar dalam Visi Saudi 2030. Dirancang sebagai kota pintar futuristik, yang akan didukung oleh energi bersih dan tidak memiliki mobil atau emisi karbon, NEOM memiliki berbagai daya tarik di dalam wilayahnya.

Proyek giga senilai US$ 500 miliar akan diperlakukan sebagai negara di dalam negara. Nantinya, NEOM akan memiliki zona ekonomi dan otoritasnya sendiri sehingga terpisah dari aturan yang mengatur wilayah kerajaan lainnya.

“Orang yang tinggal di sana tidak akan disebut sebagai orang Saudi tetapi akan disebut dengan sebutan ‘Neomians’, dan pembangunan tersebut direncanakan untuk memiliki jutaan penduduk pada tahun 2030,” kepala proyek pariwisata Andrew McEvoy mengatakan kepada The National pada bulan Mei tahun lalu.

Ada rencana untuk membangun jaringan bandara di NEOM yang akan dijadikan hub internasional. Yang pertama, bernama Bandara Neom Bay di wilayah utara Sharma, telah dibuka dan digunakan oleh investor dan karyawan di lokasi.

Kemitraan senilai US$ 5 miliar dengan Acwa Power dan Air Products di AS ditandatangani untuk mengembangkan pabrik hidrogen hijau dan amonia hijau terbesar di dunia, yang dijadwalkan akan beroperasi pada tahun 2025.

Selain itu, dalam NEOM, akan ada proyek kaca raksasa yang terdiri dari gedung pencakar langit sepanjang 170 km dengan lebar 200 meter dan tinggi lebih dari 300 meter. Proyek yang dinamakan The Line itu nantinya dapat menyediakan rumah bagi sembilan juta orang.

Struktur akan dihubungkan dengan jalan setapak dan kereta berkecepatan tinggi akan berjalan di bawahnya. Seluruh 170 km akan bebas dari mobil dan jalanan, dengan kota yang sepenuhnya netral karbon.MBS sendiri pernah mengatakan The Line akan ‘mewujudkan bagaimana komunitas perkotaan di masa depan.’

“Gagasan untuk melapisi fungsi kota secara vertikal, memberikan kemungkinan bagi orang untuk bergerak secara mulus dalam tiga dimensi untuk mengaksesnya, adalah sebuah konsep yang disebut sebagai Zero Gravity Urbanism,” katanya.

Berita ini sudah tayang di CNN Indonesia dengan judul