Mereka yang Berdebat, Lalu Siapa yang Hebat?

oleh -173 views
Oleh : Hasin, M.I.Kom*

Oleh : Hasin, M.I.Kom*

Penampilan tiga calon wakil presiden (cawapres) di panggung debat cawapres tadi malam bagi saya memiliki catatan tersendiri.

Muhaimin Iskandar atau yang lebih populer dengan sapaan Gus Muhaimin tampil dengan gaya khasnya yang humoris, bahkan segala sesuatu yang biasanya bagi sebagian orang lain sangat serius, bagi Gus Muhaimin menjadi hal yang sangat lucu dan menghibur, seperti misalnya ingin membangun 40 kota sekelas ibu kota Jakarta, menambah angaran dana desa menjadi 5 M per desa, memberi tunjangan ibu hamil 6 juta per bulan tanpa harus berfikir dari mana sumber anggarannya, belum lagi janji ingin mendamaikan Israel dan Palestina sehingga tidak jarang janji-janji politik nya terkadang dianggap lelucon dan tidak masuk akal.

Bahkan Gus Muhaimin sempat membuat ngakak Dedy Corbuzier saat Gus Muhaimin mengakui bahwa beberapa janji politiknya hanyalah bagian dari strategi kampanye dan juga ada janji politik yang caprenya sendiri (Anis Baswedan) juga tidak menyetujui, sangat lucu bukann…..? He….

Tapi ya itulah Gus Muhaimin, Politik yang awalnya kaku menjadi sangat fleksibel dan menyenangkan baginya. Gaya humorisnya yang khas seakan tanpa beban, jadi mengingatkan saya kepada sosok idola almarhum Gusdur, walaupun belum bisa dikatakan sama. Dan ini sebenarnya penting untuk kemudian bagaimana membuat rakyat Indonesia agar lebih suka belajar dan ikut di dunia politik sehingga tidak lagi apatis tentang dunia politik itu sendiri karena bagaimanapun pemimpin dan orang hebat negeri ini justru lahir dari dunia politik dan tidak bisa dipungkiri lagi bahwa semua lini kehidupan sangat dipengaruhi oleh keputusan politik.

Pak Mahfud MD juga tidak kalah tampil memukau, beliau juga tetap konsisten dengan pribadinya yang dikenal dengan pribadi yang tulus, jujur, tegas dan apa adanya, sehingga tidak jarang kejujurannya juga bisa menjadi bumerang bagi sebagian orang lain teemasuk dirinya sendiri.

Contoh misalnya saat Mahfud MD menyerang partai politik dan mengatakan ada diplomat titipan partai serta mengatakan bahwa terkadang anggota DPR tidak akan menyetujui jika titipannya tidak lolos hal tersebut mungkin benar adanya namun dimomen seperti saat ini yang dirinya dicalonkan sebagai cawapres oleh partai politik tentu menjadi kurang baik bahkan berpotensi menjadi bulan-bulanan dan blunder.

Tapi, ya itulah Mahfud MD yang dikenal dengan julukan “peluru tak terkendali”, beliau orang jujur, beliau orang jujur yang tulus, mungkin beliau tidak akan berhitung untung rugi, yang ada di otaknya hanya pengabdian dan kepentingan bangsa. Walaupun sekali lagi orang jujur kadang tidak terlalu mujur jika tentang urusan politik, namun begitu saya sebagai penulis tetap angkat topi dan salut pada profesor hukum dari pulau Madura tersebut, bahkan saya tak segan untuk memberikan salam hormat seraya berdiri sebagai bentuk apresiasi kepada sikapnya yang selalu negarawan.

Nah yang ini memang beda, namanya juga anak muda, Gibran Rakabuming Raka sempat banyak yang meragukan kemampuannya ketika harus berdebat dengan cawapres lainnya, karena selain usianya yang sangat muda, Gibran juga dianggap belum terlalu berpengalaman. Bahkan penampilan nya yang plonga-plongo seperti anak muda yang kurang istirahat menjadikan beberapa orang pesimis Gibran bisa melaksanakan debat dengan baik.

Namun faktanya, penanpilan Gibran sangat memukau, bahkan banyak yang mengaku tidak menyangka Gibran bisa se keren itu diatas pangung, dan itu semua diluar dugaan tentunya, dan saya sendiri sempat merinding menyaksikan unjuk kebolehannya diatas panggung melayani dua cawapres lainnya yang tentu sudah kaya akan pengetahuan dan pengalaman yang sudah bertahun-tahun menikmati asam garam politik di Indonesia dibanding Gibran.

Lalu saya membayangkan bahwa tentu ada banyak anak-anak muda Indonesia lainnya yang juga tidak kalah luar biasa dengan gibran hanya saja mungkin belum memiliki kesenpatan yang sama dengan gibran. Tentu para pemuda itu termasuk Gibran adalah generasi emas untuk masa depan Indonesia emas.

Kalau se usia Gibran saja sudah punya pengalaman dan pengetahuan yang luar biasa, saya jadi tidak bisa membayangkan Gibran 20 atau bahkan 30 tahun yang akan datang, saya juga tidak bisa membayangkan anak seusia itu dengan gaya soloismenya sudah bisa satu forum dengan pemimpin dunia misalnya, tentu akan menjadikan Indonesia akan lebih diperhitungkan di mata dunia.

Namun memang, berbicara pemimpin Indonesia negara yang sangat luas dan bangsanya yang majemuk tidak hanya membutuhkan pemimpin yang kaya akan gagasan, tidak juga hanya kaya akan pengalaman, tapi lebih dari sekedar itu, Kalau boleh mengutip dawuhnya almarhum Gusdur, Bangsa ini butuh orang yang ikhlas…. Semoga nanti di bulan februari 2024 siapapun pemimpin yang dipilih oleh rakyat adalah pemimpin yang ikhlas untuk mengabdi dan membawa Indonesia bisa lebih baik.

Lalu siapakah yang paling hebat?

Bagi penulis yang terhebat tetap adalah rakyat yang memilih atas dasar khidmat  berdemokrasi yang baik, tanpa harus menjelekkan antara satu dan lainnya, karena mereka yang berkesempatan tampil diatas panggung untuk berdebat mewakili pasangan cawapres adalah putra terbaik bangsa ini, ketiganya sudah melalui berbagai proses seleksi yang sedemikian rupa sehingga siapapun dia merupakan kebanggaan kita semua, pemilu hanyalah tentang kompetisi demokrasi, pemenangnya hanyalah perwakilan suara terbanyak bukan mereka yang terhebat, kesimpulannya, yang terpilih belum tentu yang terhebat, yang terhebat belum tentu terpilih.

*Jurnalis dan Dosen Ilmu Komunikasi UTS

No More Posts Available.

No more pages to load.