Nasional, Posmedia.id,- Beberapa hal yang menarik dari Prabowo Subianto setelah dilantik menjadi presiden Indonesia, selain memutuskan untuk menggunakan mobil kepresidenan buatan dalam negeri, orang nomor satu di partai Gerindra itu juga memilih untuk menggunakan kalimat atau kata-kata yang langsung to the poin, tidak hanya tegas namun juga keras.
Hal itu terlihat ketika memberikan pidato kenegaraan pertama setelah dirinya resmi dilantik menjadi presiden, Prabowo Subianto dalam pidatonya dengan tegas mengatakan bahwa masih banyak kebocoran anggaran, kasus korupsi dan kolusi pejabat dengan pengusaha yang nakal yang merugikan negara.
“Saudara-saudara sekalian, kita sebagai pemimpin politik jangan kita terlalu senang melihat angka-angka statistik yang membuat kita terlalu cepat gembira, terlalu cepat puas padahal kita belum melihat gambaran sepenuhnya. Kita merasa bangga bahwa kita diterima di kalangan G20, kita merasa bangga bahwa kita disebut ekonomi ke-16 terbesar di dunia tapi apakah kita sungguh-sungguh paham dan apakah kita sungguh-sungguh melihat gambaran utuh dari keadaan kita?,” ucapnya dengan gaya khas orator ala Prabowo Subianto.
Tidak hanya itu, presiden Prabowo Subianto juga mengatakan bahwa kemiskinan di Indonesia masih terlalu besar sehingga subsidi yang diberikan untuk rakyat miskin harus benar-benar dipastikan sampai kepada rakyat yang membutuhkan.
“juga semua subsidi bantuan kepada rakyat kita yang masih dalam keadaan susah harus kita yakin subsidi-subsidi itu sampai kepada mereka yang membutuhkan. Kita harus berani meneliti dan kalau perlu kita ubah subsidi itu harus kepada langsung keluarga-keluarga yang membutuhkan itu. Dengan teknologi digital kita akan mampu sampai subsidi itu sampai ke setiap keluarga yang membutuhkan. Tidak boleh aliran-aliran bantuan itu tidak sampai ke mereka yang butuh itu,” lanjutnya menyoroti berbagai subsidi untuk rakyat kecil yang menurutnya masih banyak yang kurang efektif.
Bahkan Presiden Prabowo menegaskan agar seluruh kekayaan bumi Indonesia harus bisa dinikmati sebesar-besarnya untuk bangsa Indonesia. Maka dari itu dirinya meminta agar penegakan hukum harus dilaksanakan tidak hanya tegas namun juga harus keras.
“Ada pepatah yang mengatakan kalau ikan menjadi busuk, busuknya mulai dari kepala. Semua pejabat dari semua eselon dari semua tingkatan harus memberi contoh untuk menjalankan kepemimpinan pemerintahan yang sebersih-bersihnya. Mulai contoh dari atas dan sesudah itu penegakan hukum yang tegas dan keras,” tegasnya.
Belum cukup, Presiden Prabowo juga mengingatkan bahwa kekuasaan itu milik rakyat sehingga pemimpin harus bekerja untuk rakyat.
“Saudara-saudara sekalian, kita harus ingat bahwa kekuasaan itu adalah milik rakyat, kedaulatan itu adalah kedaulatan rakyat. Kita berkuasa seizin rakyat kita menjalankan kekuasaan harus untuk kepentingan rakyat. Kita harus selalu ingat setiap pemimpin dalam setiap tingkatan harus selalu ingat, pekerjaan kita harus untuk rakyat. Bukan, bukan, bukan kita bekerja untuk diri sendiri. Bukan kita bekerja untuk kerabat kita, bukan kita bekerja untuk pemimpin-pemimpin kita. Pemimpin yang harus bekerja untuk rakyat,” tegasnya dengan nada berapi-api sambil menggebrak podium sehingga membuat peserta sidang spontan memberikan apresiasi dengan bertepuk tangan seraya berdiri.
Tidak hanya selesai pada saat memberikan pidato kenegaraan, tapi Presiden Prabowo juga menampakkan ketegasannya, bahasa apa adanya, komunikasi yang langsung to the poin pada saat menggelar sidang kabinet pertama.
Pada saat memberikan arahan di hadapan para menteri, dirinya mengatakan bahwa tidak ada yang kebal, sehingga meminta untuk tidak segan mengambil tindakan ketika ada yang tidak patuh pada tugas yang diberikan.
“Tidak ada orang di sini yang kebal. Yang tidak patuh, tidak bekerja keras untuk bangsa dan negara dan rakyat, saudara [menteri] saya beri wewenang, copot segera, suruh tinggal di rumah saja dari pada bikin susah kita,” ucapnya Rabu (23/10).
Bahkan dirinya menyebut masih banyak orang di luar sana yang memiliki niat dan pengabdian ikhlas untuk bangsa dan negara. Oleh sebab itu, Prabowo sekali lagi menegaskan agar tidak ada yang segan untuk mencopot pejabat yang tidak patuh pada aturan.
Prabowo juga meminta jajaran menterinya yang tak mendukung program makan bergizi gratis untuk anak-anak dan ibu hamil dapat keluar dari kabinet Merah Putih yang dipimpinnya.
“Saya pertaruhkan kepemimpinan saya. Bagi saya makan bergizi untuk anak-anak dan ibu hamil ini adalah strategi. Yang tidak mendukung hal ini silakan keluar dari pemerintah yang saya pimpin,” tegasnya.
Selanjutnya dirinya meminta menteri keuangan dan jajaran menko untuk meneliti lagi setiap alokasi APBN. Bahkan dirinya dengan tegas mengatakan bahwa dirinya meminta dengan detail setiap anggaran APBN yang akan digunakan agar bisa diawasi dan tepat sasaran.
“Saya minta menteri keuangan, saya minta semua menko (menteri koordinator), saya minta semua menteri telusuri lagi alokasi APBN. Pelajari lagi DIPA, Pelajari lagi. Saya minta detil kegiatan-kegiatan yang terlalu seremonial, terlalu banyak seminar, terlalu banyak sarasehan, terlalu banyak konferensi, terlalu banyak perjalanan luar negeri, mohon dikurangi,” lanjutnya dengan tegas.
Terakhir, dirinya mengatakan bahwa birokrasi saat ini masih sangat sulit dan berbelit-belit.
“Ada pembicaraan oleh rakyat kita bahwa birokrasi pemerintah kita sering mempersulit, bukan mempermudah keperluan rakyat, Bahkan ada yang mengatakan kalau bisa dibikin sulit kenapa dibikin mudah,” ucapnya seraya meminta semua jajaran menteri untuk memberikan pelayanan yang terbaik untuk rakyat.
Gaya komunikasi presiden ke-8 ini mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan, termasuk dari Pengamat Komunikasi Politik Universitas Airlangga (Unair), Suko Widodo.
Suko mengatakan bahwa gaya komunikasi Presiden Prabowo dalam pidato pertamanya mampu membangkitkan antusiasme dan semangat rakyat Indonesia.
Suko juga menilai bahwa Prabowo berhasil menarik simpati masyarakat dengan pengakuan terbuka terhadap berbagai permasalahan yang dihadapi bangsa, seperti korupsi di kalangan pejabat, kemiskinan, serta tantangan geopolitik global.
“Pengakuan Pak Prabowo terhadap kondisi kemiskinan dan korupsi menunjukkan kejujuran. Ini bagus, karena dengan sikap apa adanya, tidak ditutup-tutupi, publik menjadi simpati,” Ucapnya seperti dikutip Viva, Minggu (20/10/24)
Lebih lanjut, Suko menjelaskan bahwa cara Prabowo menyampaikan fakta-fakta tersebut dengan gaya militer yang lugas dan akomodatif menjawab harapan rakyat yang menginginkan pemimpin tegas.
“Dengan menyampaikan fakta sebagaimana disebutnya, Pak Prabowo membangun proksimitas atau kedekatan dengan apa yang publik pikirkan. Cara itu bagus untuk mencari simpati dan dukungan dari publik,”lanjutnya. (Red)