MLB NU, Sebuah Utopia

oleh -337 views

Oleh: Ahrori Dlofir*

Muktamar Luar biasa mulai dihembuskan. Hanya saja oleh gerombolan yang ada diluar ring Pengurus NU. Gerombolan yang kecewa dan merasa tidak punya posisi di kepengurusan NU. Rata rata yang menghembuskan MLB adalah mereka-mereka yang kurang pekerjaan. Atau punya banyak pekerjaan, akan tetapi dilatarbelakangi sakit hati terhadap oknum PBNU.

Ya, MLB adalah hal yang legal dalam aturan organisasi, sepanjang memenuhi aturan menuju MLB. Sebab MLB hanya bisa digulirkan ketika PBNU melakukan inkonsisten dalam menjalankan roda kepemimpinan jamiyah Nahdlatul ulama.

Mengacu pada anggaran rumah tangga NU pasal 73 , MLB bisa diselenggarakan pada kondisi kondisi tertentu, seperti misalnya apabila Rais Aam dan ketua umum melakukan pelanggaran berat terhadap ketentuan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga. Juga MLB dapat terselenggara atas usulan sekurang kurangnya 50 persen plus satu dari jumlah wilayah dan cabang.

Untuk issu MLB ini pernah dihembuskan dan diselenggarakan oleh kubu Abu Hasan setelah muktamar NU di Cipasung, Tasikmalaya pada tahun 1994 setelah Abu Hasan kalah dari Gus Dur. Dan walaupun MLB berhasil dilaksanakan oleh Kubu Abu Hasan pada tahun 1996 di pondok Gede Jakarta, hasil MLB yang bernama KPPNU mati dengan sendirinya karena tidak didukung oleh kiai kiai NU. Padahal kekuatan orde Baru pada saat itu luar bisa.

Begitu juga pada tahun 2004, pada saat muktamar NU di Boyolali. Suara suara MLB di lontarkan oleh NU kultural. Namun usulan itu berhenti ditingkat usulan saja. Dalam praktiknya, MLB tidak dilaksanakan karena PBNU khususnya jajaran Syuriyah memandang MLB bukan sebagai solusi untuk membenahi NU pada saat itu.

Nah, bagaimana dengan sekarang? PBNU di bawah kendali Rais Aam KH. Miftahul Akhyar dan Ketua Umum KH. Yahya Cholil Staquf mengalami progres yang lumayan. Sebuah lini baik Banom dan Lembaga digerakkan kedalam satu pintu. Ini merupakan gerakan agar NU menjadi Jamiyah satu kesatuan dalam hal apapapun. Dengan bahasa lain: Satu komando.

Terlepas dari kekurangan dan kelebihan PBNU saat ini, kiranya semua elemen pengurus NU, mulai dari anak ranting sampai ke PBNU harus satu volume; merawat umat. Maka jangan sampai ada selentingan di masyarakat bahwa yang merawat umat hanya pengurus ranting dan MWC, sementara PC, PW dan PB sibuk dengan urusan urusan diluar NU. Itu sebisa mungkin kita hindari.

Kembali kepada MLB, melalui beberapa fakta diatas, kiranya hari ini, jangan ada ungkapan MLB lagi yang keluar dari suara kita semua. Jika kemudian ada kekurangan dari PBNU, mari kita benahi bersama sama. Jangan sampai ada rasan rasan dibelakang. Apapun yang terjadi, PBNU hanyalah manusia biasa yang tidak lepas dari kekurangan dan kesalahan. Jika kadang ada komentar dan kebijakan tidak sesuai dengan hati para pengurus diwahnya, sejatinya diberi masukan dengan bahasa bahasa ala pesantren. Memberi teguran dan saran dengan baik. Karena NU adalah rumah besar kita semua, antara satu dengan yang lain harus menembel kekuarangan.

Disnilah kiranya peran Dzurriyah Muassis baik dari jalur Syaichona Cholil, Mbah Hasyim, Mbah Wahab, Kiai As’ad, kiai Hasan Gipo, Mbah Bisyri, Kiai Nawawi Sidogiri, Mbah Ridwan, Kiai Mas Alwi Abd Aziz dll, harus menjadi ‘jamu’ dalam menjalankan amanah NU. Dzurriyah Dzurriyah muassis ini harus disatukan oleh PBNU dalam rangka mencari satu titik persamaan bukan keseragaman. Jika peran Dzurriyah Muassis diakomodir, maka issu issu MLB hanya sebuah utopia dan akan menjadi issu mentah.

Kepada segenap para Kiai, tulisan ini bukan solusi. Akan tetapi gerakan dari anak muda yang ada diakar rumput, bahwa MLB tidak perlu diselenggarakan sepanjang PBNU masih berada dalam bingkai AD ART. Bagi yang menginginkan MLB, sebaiknya mau duduk bareng, bukan malah saling sikat di medsos. Malu dibaca orang diluar NU, sama sama kiainya saling sindir dan saling menjelekan. Hal itu tidak akan menyelesaikan masalah, malah akan menambah masalah baru yang semakin memalukan.

Dengan ini, sebagai anak muda NU yang hidup di pedesaan, bisa memastikan bahwa suara suara untuk MLB hanyalah sebuah utopia yang dihembuskan oleh kalangan opurtunis. Saya dan teman teman akan ada digarda terdepan bagi siapapun yang hendak merusak NU baik dari dalam maupun dari luar. Wallahu A’lam.

 

*Sekjend FORBHINU (Forum Bhindereah Nusantara)

No More Posts Available.

No more pages to load.