Dampak Aksi Ricuh, Kader HMI Jawa Timur Desak Kapolda Copot Kapolres Bangkalan

oleh -270 views

POSMEDIA.ID, Bangkalan, Kemaren Rabu (30/04/25) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Bangkalan menggelar aksi demonstrasi di depan Mapolres Bangkalan. Menurut Hafid salah satu pengurus Badan Koordinasi (BADKO) HMI Jawa Timur mengatakan bahwa demo tersebut dalam rangka untuk menuntut tindakan tegas kepolisian terhadap maraknya kejahatan begal dan pencurian kendaraan bermotor (curanmor) yang dinilai meresahkan masyarakat Bangkalan.

Selain itu, aksi tersebut menurutnya juga untuk menyuarakan keprihatinan atas kinerja Polres Bangkalan yang dianggap tidak maksimal dalam menangani permasalahan kriminalitas yang dinilai terus berkembang.

Namun aksi itu akhirnya berujung ricuh, atas kejadian tersebut Hafid mengaku menyayangkan tindakan polisi yang dinilai represif terhadap mahasiswa peserta aksi.

“Kami sangat menyesalkan dan mengutuk keras tindakan kekerasan yang dilakukan oleh aparat kepolisian terhadap kawan-kawan kami yang sedang menyampaikan aspirasi secara damai. Tindakan represif ini seharusnya tidak perlu terjadi, terlebih kebebasan berpendapat yang dijamin oleh konstitusi. Dan ada salah satu kawan kami yang harus dilarikan ke rumah sakit karna muntah darah setelah kena benturan keras di bagian dada. Jelas tindakan ini tidak bisa dibenarkan,” katanya melalui rilis yang disampaikan kepada Posmedia.id, Kamis (01/05/25).

Lebih lanjut, Dirinya sebagai kader HMI asal Bangkalan mengaku kecewa atas kinerja Polres Bangkalan yang dipimpin oleh AKBP Hendro Sukmono dalam menangani masalah kriminalitas. Menurutnya, tingginya angka kejahatan di Bangkalan menunjukkan ketidakmampuan kepolisian setempat dalam memberikan rasa aman kepada masyarakat.

“Kinerja Polres Bangkalan yang dipimpin oleh AKBP Hendro Sukmono sangat mengecewakan. Kasus begal dan curanmor semakin meluas, sementara aparat kepolisian terkesan tidak bergerak maksimal untuk memberantasnya. Kami menuntut Kapolda Jawa Timur untuk segera mengevaluasi kinerja Kapolres Bangkalan yang sudah jelas gagal dalam menjaga keamanan di wilayah ini,” tambahnya.

Bahkan, Hafid mendesak Kapolda Jawa Timur untuk segera mencopot AKBP Hendro Sukmono dari jabatannya jika tidak mampu menangani permasalahan kriminalitas yang ada di kabupaten Bangkalan. Ia menegaskan bahwa pergantian kepemimpinan di Polres Bangkalan adalah langkah yang tepat untuk memperbaiki situasi dan memulihkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi kepolisian.

“Kami meminta agar Kapolda Jawa Timur segera mencopot Kapolres Bangkalan, AKBP Hendro Sukmono, yang terbukti kurang maksimal mengatasi persoalan kriminalitas di wilayah ini. Kami akan terus mengawal masalah ini, dan jika tidak ada langkah konkret, maka kami akan melanjutkan perjuangan kami demi terciptanya Bangkalan yang aman dan bebas dari kejahatan,” tegasnya.

BADKO HMI Jawa Timur juga menyerukan agar masyarakat, organisasi kemahasiswaan, dan elemen-elemen masyarakat lainnya turut berpartisipasi dalam mengawal dan memperjuangkan hak-hak rakyat Bangkalan, khususnya dalam hal rasa aman dan perlindungan dari kejahatan.

“Aksi demostrasi kawan kawan HMI hari ini adalah bentuk kritik terhadap pihak keamanan atas dasar ketidakpercayaan dan rasa kecewa. Kapolres harus segera menangkap seluruh pelaku begal dan menjamin tidak lagi terjadi kriminalitas ke depannya.” pungkasnya.

Namun Kapolres Bangkalan AKBP Hendro Sukmono menanggapi pernyataan salah satu pengurus BADKO HMI Jawa Timur tersebut. Menurutnya polisi sudah melakukan tindakan sesuai SOP. Bahkan dirinya mengaku sudah menyelidiki hingga ke rumah-rumah sakit dan tidak menemukan mahasiswa yang dirawat atau dilakukan perawatan karena tindakan kekerasan polisi di aksi tersebut

“Kami menyelidiki sampai disitu dan kami memiliki fakta apa yang mereka lakukan,” ucapnya saat dikonfirmasi.

Bahkan, kapolres yang akrab dengan sapaan Hendro tersebut mengatakan bahwa surat pemberitahuan aksi dikirim satu hari sebelum aksi, padahal menurutnya surat pemberitahuan tersebut minimal tiga hari sebelum aksi sudah dikirim ke polres Bangkalan.

“Izin baru kami terima satu hari sebelumnya, yaitu hari selasa, dimana demo dilakukan hari rabu, itu fakta,” lanjutnya menegaskan bahwa secara prosedur hal tersebut sudah tidak benar.

Selain itu, menurutnya massa aksi memaksa masuk dengan mendorong mundur mobil pickup yang mereka gunakan untuk orasi sehingga membentur pasukan polisi yang sedang melakukan pengamanan.

“Mobil dipaksa mundur, nginjek kaki pak Buntoro, tameng pecah, anggota kami kena rahangnya, sudah kami visum,” tegasnya serius.

Maka dalam keadaan kondisi massa yang terus memaksa untuk masuk, dirinya menilai perlu untuk meningkatkan standar SOP dalam pengamanan.

“Saya sebagai Kapolres Bangkalan, yang mana saya memiliki tanggung jawab menjaga kapolres Bangkalan,” pungkasnya. (Red)

No More Posts Available.

No more pages to load.