Beredar Himbauan Larangan Pertujukan Seni Takbutaan, Warga Masalembu Bilang Begini 

oleh -528 views

POSMEDIA.ID, Sumenep,- Bulan puasa menjadi momen yang sangat di tunggu oleh mayoritas warga tidak terkecuali di kepulauan Masalembu, selain bulan ini penuh dengan keberkahan dan ampunan, beberapa juga bahagia karena di momen bulan puasa ini pula bakal ada pertunjukan budaya khas Daerah Kepulauan Masalembu yaitu yang dikenal dengan sebutan “Takbutaan”.

 

Takbutaan merupakan pertunjukan patung besar dari berbagai bentuk mirip ondel-ondel yang biasanya di undang tampil oleh salah satu warga di Masalembu yang memiliki hajatan. Beberapa patung dengan berbagai bentuk tampil dengan dibawakan oleh seseorang yang sudah memiliki keahlian dibidang penampilan Takbutaan sambil di temani seorang sinden.

 

Namun bulan puasa kali ini menjadi berbeda, beberapa hari terakhir masyarakat pecinta budaya Takbutaan merasa resah karena ada himbauan dari pemerintah untuk tidak ada lagi pertujukan Takbutaan.

 

Seperti yang disampaikan Adi salah satu pemilik pertunjukan Takbutaan mengatakan bahwa dirinya mengaku senang dengan tradisi Takbutaan yang sudah diwariskan secara turun-temurun dan menjadi bagian tak terpisahkan bagi warga Kepulauan Masalembu disaat bulan suci Ramadhan datang.

 

“Keberadaan tradisi Ta’butaan setiap bulan puasa ini sudah menjadi budaya lokal. Hal ini contoh sempurna bagaimana agama dan budaya dapat saling memperkaya tanpa kehilangan esensinya, bagaimana kesenian dan tradisi lokal ini menjadi bagian dari budaya” ucapnya kepada posmedia.id Kamis (06/03/25).

 

Tidak hanya Adi, hal senada juga disampaikan Herman (33 tahun) salah satu sinden di kesenian Ta’butaan mengatakan bahwa Takbutaan tidak hanya sebatas pertunjukan seni namun sudah menjadi warisan budaya lokal.

 

“Bagi kami, tradisi Ta’butaan ini dilaksanakan sebagai sarana hiburan masyarakat, apalagi yang dipertontonkan tidak hanya wujud dari ekspresi seni, tetapi sudah menjadi warisan budaya, jauh sebelum saya lahir tradisi Ta’butaan itu sudah ada,” ungkapnya.

 

Adi juga menambahkan bahwa dirinya merasa keberatan jika pertujukan Takbutaan dituding menjadi sebuah ajang pesta meras.

 

“Saya merasa keberatan jika pertunjukan kesenian ini kami dituduh dengan hal -hal yang negatif, seperti tuduhan yang sangat fatal ketika kami dituduh pesta minuman keras (Miras) saat pertunjukan berlangsung. Ini fitnah yang sangat luar biasa,” tegasnya dengan raut wajah kecewa.

 

Bahkan Adi meminta aparat penegak hukum untuk menindak siapapun yang membuat berita bohong bahwa pertujukan Takbutaan identik dengan pesta minuman keras.

 

“Ini sudah jadi perbincangan di masyarakat bahkan di jajaran pemerintah kabupaten, saya meminta pihak terkait untuk mengusut tuntas siapa dalang di balik pencemaran nama baik kesenian budaya ini, kami meminta siapa yang menyebarkan fitnah ini supaya di usut” pungkasnya. (HI/HS)