Bangkalan, Posmedia.id,- Pondok Pesantren Raudlatul Ulum, Socah, Bangkalan, yang sempat didatangi warga dan diminta ditutup karena oknum pengasuhnya inisial S diduga telah melakukan tindakan cabul kepada santrinya hingga saat ini belum ada keputusan apapun.
Moh. Ilyas selaku kepala desa setempat mengatakan bahwa kedua belah pihak masih terus melakukan komunikasi berupaya mencari solusi terbaik agak sama-sama bisa mengakomodir semua kepentingan baik kepentingan korban maupun kepentingan lembaga pondok pesantren.
“Belum ada keputusan apapun, masih terus melakukan komunikasi untuk mengambil keputusan terbaik untuk kedua belah pihak,” Ucapnya saat di konfirmasi oleh Posmedia Minggu (03/10/24).
Untuk diketahui seperti yang telah ditulis sebelumnya bahwa Puluhan warga Desa Parseh, Kecamatan Socah, Kabupaten Bangkalan mendatangi Pondok Pesantren Raudlatul Ulum dengan membawa berbagai spanduk.
Dari berbagai spanduk yang dibentangkan, mereka meminta oknum pengasuh yang diduga telah melakukan tindakan cabul terhadap beberapa santrinya segera ditangkap.
“Tangkap kiai cabul secepatnya,” minta puluhan warga tersebut berdasarkan tulisan yang ada di salah satu spanduk.
Mereka juga mengatakan bahwa keberadaan kiai cabul tersebut meresahkan masyarakat.
“Kiai cabul meresahkan masyarakat,” tulis di spanduk lainnya.
Mereka juga meminta untuk tidak membela kiai cabul.
“Jangan bela kiai cabul,” tulisnya lagi.
Sebelumnya, Kepala desa parseh, Moh Ilyas kepada media mengatakan bahwa kedatangan puluhan warga tersebut meminta agar pimpinan pondok pesantren yang diduga cabul terhadap muridnya yang masih di bawah umur untuk segera ditangkap.
“Maksud kedatangan warga kesini agar yang punya yayasan ini segera ditangkap,” ucapnya Kamis (31/10/24).
Selain meminta oknum kiai di tangkap, menurutnya warga juga meminta agar Pondok Pesantren juga ditutup.
“Warga minta secepatnya yayasan ini ditutup, sedangkan pihak keluarga meminta waktu hingga hari Sabtu sudah ada keterangan,” lanjutnya.
Tidak hanya itu, kades parseh juga membenarkan bahwa jumlah korban tidak hanya satu orang.
Sebagian ada, melaporkan masalah ini selain ke polisi, namun tidak kita tindak lanjuti agar yang berwenang yang mengurusi,” ungkapnya. (Red)