BANGKALAN, Posmedia.id,- PB PGRI pecah kongsi setelah diterjang badai konflik, kedua kubu yakni Teguh Sumarno dan Unifah Rosyidi sama-sama mengklaim bahwa dirinya punya kedudukan yang sah pada kepengurusan PGRI di tingkat pusat. Konflik akhirnya meluas hingga ke daerah termasuk kabupaten Bangkalan.
Kubu Teguh Sumarno bergerak cepat, dengan mengusung tema “Memperkuat Persatuan dan Menjaga Kehormatan Organisasi PGRI Bersama untuk Pendidikan Berkualitas”, langsung melakukan perubahan kepengurusan hingga daerah termasuk kepengurusan PC PGRI kabupaten Bangkalan.
Hari ini, Teguh Sumarno melantik Risa’i sebagai ketua dan Lutfi Syamsuri sebagai sekretaris PGRI Kabupaten Bangkalan masa bakti tahun 2024-2029. Pada kesempatan pelantikan tersebut, Ilham Wayudi selaku Humas PB PGRI pimpinan Teguh Sumarno mengatakan bahwa perubahan pengurus tersebut dilakukan dalam rangka mengupayakan agar PGRI bisa lebih baik lagi.
“Kami mengadakan perubahan kepengurusan, artinya bagaimana PGRI menuju perubahan yang lebih baik untuk memperjuangkan nasib para guru,” ucapnya, Sabtu (28/09/24).
Dirinya juga meminta kepada seluruh guru yang ada di kabupaten Bangkalan untuk bersatu bersama dengan kepengurusan yang baru saja dilantik.
“saya sampaikan kepada guru di bangkalan, baik ASN, P3K, PNS dan Honorer di kabupaten Bangkalan untuk bersatu bersama-sama dengan pengurus yang baru,” jelasnya.
Dirinya juga mengatakan bahwa kepengurusan PB PGRI yang lama tidak transparan dan cenderung otoriter.
“Yang pertama adalah sesuai dengan undang undang nomor 17 tahun 2016, bahwa organisasi harus transparan dan akuntabel dan itu tidak terjadi kepada kepengurusan PB PGRI lama, dan cendrung otoriter yang terjadi sebagai bukti adalah pemecatan 13 ketua PGRI di jakarta, padahal tidak ada kesalahan apa-apa hanya memberikan masukan PGRI harus terbuka, PGRI harus transparan, karena uang iuran ini tidak sedikit mas, miliaran yang diterima oleh pengurus di jakarta,” Ucapnya.
Tidak hanya itu, bahkan dirinya juga berharap PGRI bisa memperjuangkan nasib para guru honorer.
“Di kabupaten kota hampir dua ratus juta mereka mendapat uang dari jerih payah para guru menyisihkan gajinya. Harus nya PGRI memperjuangkan nasib para guru honorer hari ini, bukan justru mereka hidup dalam kehidupan yang nyaman, maka dari itu PGRI Kepemimpinan Teguh Sumarno berkeinginan yang lebih baik,” Ujarnya.
Bahkan Ilham menegaskan bahwa SK yang dimiliki oleh pimpinan Teguh Sumarno adalah SK yang terbit pertama kali, sementara SK milik kepemimpinan dari Unifah Rosyidi turun setelah pimpinan Teguh Sumarno.
“InsyaAllah kami punya SK AHU pimpinan Teguh Sumarno terbit pertama kali mas tanggal 13 November, menurut yurisprudensi Mahkamah Agung Republik Indonesia, jika ada dua SK AHU yang otentik, maka SK yang sah adalah SK yang terbit pertama kali,” Tegasnya.
Merespon semangat pimpinan PGRI pusat, Risa’i selaku ketua PGRI Bangkalan yang baru dilantik akan bekerja secara maksimal dan akan memperjuangkan para guru honorer yang saat ini dinilai belum sejahtera.
“Yang pertama, untuk PGRI Bangkalan yang selama ini barang kali kurang merata kurang sosialisasi organisasi profesionalisme dibidang keguruan. Oleh karena itu, guru-guru yang ada dibawah naungan kemenag maupun dibawah naungan dinas, kita kolaborasi dengan orang yang punya kepentingan untuk memperjuangkan dibidang pendidikan dan menata kembali tentang keanggotaan PGRI di kabupaten Bangkalan, baik yang di Swasta maupun yang di Negeri,” Pungkasnya. (Udin/ Hasin)