Sering Mati Lampu, Mahasiswa Latih Warga Buat Lilin Mandiri dari Limbah Minyak Goreng

oleh -108 views

POSMEDIA.ID,- Sampang– Beberapa Mahasiswa Universitas Islam Darul ’Ulum (UNISDA) Lamongan sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Sampang yang masuk daerah 3T (Tertinggal, Terluar dan terdepan).

 

Salah satu kegiatannya adalah memberikan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi berbahan dasar limbah minyak goreng (jelantah) untuk masyarakat Dusun Laccaran, Desa Karangpenang Onjur, Kecamatan Karangpenang, Kabupaten Sampang.

 

Pelatihan yang dilaksanakan pada 04 Agustus 2025 di depan Posko KKN 3T UNISDA itu diikuti oleh lebih dari 30 peserta yang mayoritas adalah para ibu-ibu rumah tangga.

 

Uniknya kegiatan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi ini bukan tanpa alasan, Nur Elifatin Ningsih salah satu peserta KKN yang pada kesempatan tersebut menjadi narasumber kegiatan mengatakan bahwa di desa tempatnya melaksanakan KKN sering sekali terjadi pemadaman listrik. Sehingga masyarakat harus selalu siap sedia lilin jika suatu waktu tiba-tiba mati lampu.

 

Kondisi pendukung lainnya menurut Elif sapaan akrab Nur Elifatin Ningsih bahwa di desa tersebut juga banyak minyak jelantah yang tidak termanfaatkan.

 

“Soalnya melihat kondisi dari warga sini itu sering lampu mati, jadi mungkin bisa dijadikan sebuah produk yang bernilai uang, Terus banyak penggunaan minyak jelantah yang terbuang sia-sia juga,” ucapnya Rabu (06/08/25).

 

Dengan kondisi tersebut dirinya bersama teman-temannya berinisiatif memberikan pelatihan pembuatan lilin aromaterapi kepada warga dengan tujuan untuk memberikan keterampilan baru sekaligus alternatif pengolahan limbah rumah tangga yang ramah lingkungan.

 

“jadi mending diproses menjadi lilin aromaterapi biar kalau mati lampu tidak harus beli lilin, lumayan bisa menghemat pengeluaran, dan bisa dijual juga untuk menghasilkan uang,” lanjutnya.

 

Dirinya juga menyampaikan bahwa manfaat lainnya dari pelatihan ini, ibu-ibu rumah tangga belajar bertanggung jawab terhadap limbah yang dihasilkan dari dapurnya sendiri untuk tidak mencemari lingkungan.

 

“Pelatihan ini walaupun sederhana, Minimal ibu-ibu bisa bertanggung jawab untuk limbah dapurnya sendiri dan diolah untuk menjadi sesuatu yang bermanfaat,” katanya lagi.

 

Dirinya juga mengaku senang karena ibu-ibu sangat antusias mengikuti pelatihan tersebut.

 

“Ibu-ibu di sini sangat antusias. Mereka aktif bertanya dan langsung mempraktikkan proses pembuatannya,” ujarnya dengan wajah sumringah.

 

Selesai pelatihan, setiap peserta juga mendapatkan satu buah lilin aromaterapi yang telah jadi sebagai contoh hasil akhir. Dengan pelatihan ini, masyarakat diharapkan dapat mengembangkan potensi ekonomi kreatif berbasis daur ulang, sekaligus menjaga lingkungan sekitar. (Red)